MEDIA
AUDIO
A. Pengertian
Media Audio
Media
Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui
indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar
yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran,
adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran
direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman
tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah
alat pemutarnya.
Media Audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar – mengajar.
Media Audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar – mengajar.
Media audio mempunyai
sifat yang khas, yaitu:
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
B.
Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
Ø Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
Ø Mengikuti pengarahan.
Ø Melatih daya analisis.
Ø Menentukan arti dan konteks.
Ø Memilah informasi dan gagasan.
Ø Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
Selain itu juga Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam :
Ø Pengajaran musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
Ø Pengajaran Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
Ø Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
Ø Paket – paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
Ø Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
Ø Mengikuti pengarahan.
Ø Melatih daya analisis.
Ø Menentukan arti dan konteks.
Ø Memilah informasi dan gagasan.
Ø Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
Selain itu juga Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam :
Ø Pengajaran musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
Ø Pengajaran Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
Ø Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
Ø Paket – paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
C. Prosedur Produksi Media Audio
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan
antara lain :[5]
1.
Pra-Produksi
Kegiatan yang dilakukan pada
tahapan pra-produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
a)
Telaah kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran semestinya mengacu
pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan
kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui audio.
Sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan
ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat
mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan sesuai dengan kompetensi dan
jenjang pendidikan. Sebagai contoh, materi MI harus ditelaah oleh guru MI,
materi MTs harus ditelaah oleh guru MTs, dan seterusnya.
Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan
sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang.Di samping itu ahli materi
harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Dan peranan
aahli media adalah harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan
diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut,
karena tidak semua materi yang ada dalam kurikulum dapat dibuat ke dalam media
audio secara menarik.
b) Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah.Naskah ditulis oleh orang yang
dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Maskah yang ditulis akan dikaji oleh
ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan
ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji
kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio,
misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect,
dll.
2.
Produksi
Produksi
media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh tim produksi. Setelah
itu dilakukan langkah-langkah produksi yaitu antara lain:
a) Team produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja sama (team work). Kerja dari
sekelompok orang yang memiliki keahlian atau keterampilan berbeda, sehingga
diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang
baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut:
1) Sutradara,
orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari
sebuah produksi.
2)
Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan
bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3)
Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan
dalam keadaan siap pakai.
4)
Penata musik, mempersiapkan musik dan sound
effect sesuai dengan naskah.
5) Editor,
melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur
(dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b) Rembuk naskah
Setelah sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk
naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media.Rembuk naskah
diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila
diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c) Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan
pemain.Pemain di sini ialah orang yang memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan
pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan
membuat media audio bagus dan menarik.
d) Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari
naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi
pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk
menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e) Rekaman
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara
adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman.Sutradar bertanggung jawab atas
kualitas hasil rekaman.
f) Editing dan mixing
Editing, maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang
dianggap tidak perlu atau juga menambah effect.
Mixing, adalah mencampur atau menambah musik atau background dan sound
effect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
g) Preview
Adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan
oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai
penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap produksi ini ditinjau dari segi
materi dan media.Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan.Tinjau media
misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara, kualitas suara dll. Jika hasil
produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan
masukan tim preview.
h) Pembuatan master audio pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam
kaset, CD, atau medi penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini
yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan
Pasca Produksi
Dalam
memproduksi sebuah rekaman suara, memerlukan peralatan elektronik yang bisa
mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik untuk disimpan dalam
bentuk rekaman pita magnetik atau peringan suara. Disamping alat perekam harus
tersedia pula alat player (pemutar kembal) untuk mengubah kembali
gelombang-gelombang magnetik menjadi gelombang elektronik yang akhirnya diubah
kembali menjadi gelombang-gelombang atau getaran udara yang bisa kita dengar,
melalui loudspeaker.
Beberapa
peralatan pokok untuk perekaman audio, minimal terdiri atas: mikrofon, alat
perekam ( recorder ), alat pemutaran hasil rekaman ( player
), alat penyampur sumber suara ( mixer ), dan beberapa fasilitas lainnya
yang diperlukan.
1). Mikrofon
Alat ini merupakan ditektor yang mengubah
gelombang suara menjadi gelombang elektronik. Gelombang elektronis yang
dibangkitkannya masih sangat lemah sehingga memerlukan penguatan terlebih
dahulu untuk bisa direkam pada pita suara.
Dari segi jenisnya, mikrofon ini terdiri atas :
Selain kita harus mengetahui jenisnya untuk
suatu pemanfaatan dalam memilih atau mengadakan microfon ini, kita harus pula
mengetahui macam-macam daya responsnya, yang biasa kita kenal dengan sebutan pick-up
pattern suatu mikrofon. Daya respon ini kita pertimbangkan pula jenis
kegiatan pemanfaatannya. Macam-macam daya respons ini kita kenal sebagai
berikut:
1.
Omnidirectorial, mikrofon yang mempunyai daya tangkap paling baik
daris egala arah ( sekelilingnya ).
2.
Bidirectional. Microfon ini mempunyai daya tangkap yang
paling baim dari dua arah, kiri dan kanan. Penggunaannya, dipakai untuk
interview seseorang yang berhadapan, atau merekam musik dari dua sumber, kiri dan
kanan.
2). Perekam ( recorder )
Alat ini merupakan alat perekam atau penyimpan gelombang-gelombang suara
dalam bentuk gelombang magnetik, yang bisa diperdengarkan kembali bila
diperlukan. Penyimpanan gelombang-gelombang ini biasanya dalam pita magnetik
atau piringan suara. Penyimpanan dalam piringan suara berbeda dengan pita
magnetik. Di dalam piringan suara disimpan dalam bentuk lekukan-lekuakn yang
sesuai dengan gelombang suara yang direkamnya. Lekukan ini membentuk saluran
melingkar yang halus sekali, sehingga tidak akan terlihat dengan mata telanjang
atau tanpa alat pembesar.
3). Alat pemutar hasil rekaman ( player )
Alat ini tidak berbeda dengan alat perekam,
hanya fungsinya yang dibedakan dalam pemanfaatannya, meskipun ada beberapa alat
yang khusus dibuat hanya untuk player saja, namun alat ini jarang adanya. Semua
alat perekam pada pita magnetik umumnya bisa dipakai pula sebagai alai player.
Alat player, selain berfungsi untuk memperdengarkan kembali, bisa pula
berfungsi sebagai sumber suara terdapat perekam ( recorder ).
Sumber suara yang di dapat dari rekaman yang telah di dapat terlebih dahulu.
4). Mixer Console
Istilah lain untuk mixer console, audio mixer,
soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini ada juga mixer consoledigital.