Senin, 29 Oktober 2018

Media Audio


MEDIA AUDIO
A. Pengertian Media  Audio
Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media Audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar – mengajar.
Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi

Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
B. Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
Ø Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
Ø Mengikuti pengarahan.
Ø Melatih daya analisis.
Ø Menentukan arti dan konteks.
Ø Memilah informasi dan gagasan.
Ø Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.

Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
Selain itu juga Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam :
Ø Pengajaran musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
Ø Pengajaran Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
Ø Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
Ø Paket – paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
C. Prosedur Produksi Media Audio
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan antara lain :[5]
1.      Pra-Produksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan pra-produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
     a)      Telaah kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui audio. Sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan sesuai dengan kompetensi dan jenjang pendidikan. Sebagai contoh, materi MI harus ditelaah oleh guru MI, materi MTs harus ditelaah oleh guru MTs, dan seterusnya.
Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang.Di samping itu ahli materi harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Dan peranan aahli media adalah harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada dalam kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
b)      Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah.Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Maskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll.
2.      Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh tim produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi yaitu antara lain:
a)      Team produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja sama (team work). Kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau keterampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut:

1)      Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
2)      Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3)      Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
4)      Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan naskah.
5)      Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog/drama)   dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b)      Rembuk naskah
Setelah sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media.Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c)      Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain.Pemain di sini ialah orang yang memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.
d)     Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e)      Rekaman
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman.Sutradar bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
f)       Editing dan mixing
Editing, maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah effect.
Mixing, adalah mencampur atau menambah musik atau background dan sound effect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
g)      Preview
Adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap produksi ini ditinjau dari segi materi dan media.Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan.Tinjau media misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara, kualitas suara dll. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
h)      Pembuatan master audio pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau medi penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan
Pasca Produksi


3.3 Fasilitas Peralatan Produksi  Media Audio[6]
            Dalam memproduksi sebuah rekaman suara, memerlukan peralatan elektronik yang bisa mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik untuk disimpan dalam bentuk rekaman pita magnetik atau peringan suara. Disamping alat perekam harus tersedia pula alat player (pemutar kembal) untuk mengubah kembali gelombang-gelombang magnetik menjadi gelombang elektronik yang akhirnya diubah kembali menjadi gelombang-gelombang atau getaran udara yang bisa kita dengar, melalui loudspeaker.
            Beberapa peralatan pokok untuk perekaman audio, minimal terdiri atas: mikrofon, alat perekam (  recorder ), alat pemutaran hasil rekaman ( player ), alat penyampur sumber suara ( mixer ), dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan.
1). Mikrofon
Alat ini merupakan ditektor yang mengubah gelombang suara menjadi gelombang elektronik. Gelombang elektronis yang dibangkitkannya masih sangat lemah sehingga memerlukan penguatan terlebih dahulu untuk bisa direkam pada pita suara.
 Dari segi jenisnya, mikrofon ini terdiri atas :
*                              Mikrofon ribon. Mikrofon jenis ini terbuat dari bahan kristal. Umumnya, mikrofon ini mempunyai daya respons yang bidirectional. Jenis ini tidak tahan bantingan, sehingga penggunaannya harus hati-hati sekali.
*      Jenis kedua adalah dynamic microphone. Jenis ini lebih kuat dari jenis pertama. Jenis ini terdiri atas lilitan kawat halus ( spul ), yang bergerak-gerak secara dinamis dalam magnet permanen bila menerima tekanan-tekanan dari gelombang suara yang mengenainya. Gerakan spul ini membangkitkan gelombang eklektris yang bisa digunakan oleh alat elektronis untuk diperkuat. Daya respons dari jenis ini umumnya omnidirectorial.
*      Jenis ketiga adalah condensor microphone. Jenis ini baru akan bisa bekerja bila diberi satu daya, dari baterai, misalnya: microfon ini mempunyai bandwidth yang lebar, yang sifatnya omnidirectorial. Dengan sifat ini, kurang tepat penggunaannya untuk studio yang kecil.
*      Jenis keempat adalah jenis lavalier ( lavelir ). Jenis ini fisiknya seperti jenis ketiga, hanya dalam bentuk yang lebih kecil, sehingga bisa disembunyikan dalam saku atau di bawah dasi. Karena tersembunyi, maka pada penampilannya tidak terlihat, sehingga cocok untuk penggunaan si studio televisi.
Selain kita harus mengetahui jenisnya untuk suatu pemanfaatan dalam memilih atau mengadakan microfon ini, kita harus pula mengetahui macam-macam daya responsnya, yang biasa kita kenal dengan sebutan pick-up pattern suatu mikrofon. Daya respon ini kita pertimbangkan pula jenis kegiatan pemanfaatannya.  Macam-macam daya respons ini kita kenal sebagai berikut:
1.      Omnidirectorial, mikrofon yang mempunyai daya tangkap paling baik daris egala arah ( sekelilingnya ).
2.      Bidirectional. Microfon ini mempunyai daya tangkap yang paling baim dari dua arah, kiri dan kanan. Penggunaannya, dipakai untuk interview seseorang yang berhadapan, atau merekam musik dari dua sumber, kiri dan kanan.

2). Perekam ( recorder )
Alat ini merupakan alat perekam atau penyimpan gelombang-gelombang suara dalam bentuk gelombang magnetik, yang bisa diperdengarkan kembali bila diperlukan. Penyimpanan gelombang-gelombang ini biasanya dalam pita magnetik atau piringan suara. Penyimpanan dalam piringan suara berbeda dengan pita magnetik. Di dalam piringan suara disimpan dalam bentuk lekukan-lekuakn yang sesuai dengan gelombang suara yang direkamnya. Lekukan ini membentuk saluran melingkar yang halus sekali, sehingga tidak akan terlihat dengan mata telanjang atau tanpa alat pembesar.
3). Alat pemutar hasil rekaman ( player )
Alat ini tidak berbeda dengan alat perekam, hanya fungsinya yang dibedakan dalam pemanfaatannya, meskipun ada beberapa alat yang khusus dibuat hanya untuk player saja, namun alat ini jarang adanya. Semua alat perekam pada pita magnetik umumnya bisa dipakai pula sebagai alai player. Alat player, selain berfungsi untuk memperdengarkan kembali, bisa pula berfungsi sebagai sumber suara terdapat perekam  ( recorder ). Sumber suara yang di dapat dari rekaman yang telah di dapat terlebih dahulu.
4). Mixer Console
Istilah lain untuk  mixer console,  audio mixer,  soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini ada juga mixer consoledigital.