MENGAPA HUJAN BUATAN MENGGUNAKAN GARAM?
Dosen
Pengampu : Hidayat,
S.Pd., M.Pd
Priska
Deboranita N (A1C317045)
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PNEDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Mengapa Hujan Buatan Menggunakan Garam?
Mengapa Hujan Buatan Menggunakan Garam?
Awan
sebenarnya telah mengandung uap air. Namun, kandungan uap air masih di bawah
titik jenuh sehingga tidak terjadi kondensasi membentuk air hujan. Agar terjadi
kondensasi dan hujan, maka suhu awan harus turun sehingga kelembaban uap yang
semula di bawah titik jenuh menjadi di atas titik jenuh. Kelebihan kelembaban
itu akan berubah menjadi cair dan turun sebagai hujan.
Mekanisme terbentuknya
titik-titik zat cair dari uap disebut nukleasi. Sebenarnya molekul sering
bertabrakan dan membentuk kumpulan molekul. Namun jika ukuran kumpulan molekul
kurang dari jari-jari kritis maka kumpulan tersebut kembali menjadi molekul
terpisah. Jari-jari kritis ditentukan oleh energi permukaan dan energi Gibbs
zat cair. Energi permukaan cenderung memecah kumpuan molekul sedangkan energi
Gibbs cenderung menyatukan molekul. Kompetisi dua energi tersebut yang
menentukan jari-jari kiritis. Ketika secara tiba-tiba ukuran kumpulan molekul
lebih besar dari jari-jari kiritis maka ukuran kumpulan tersebut bertambah
terus (tumbuh) hingga membentuk tetes air yang besar.
Hujan buatan adalah hujan yang
sengaja dibuat oleh manusia. Hujan buatan dibuat dengan cara melakukan
penyemaian terhada awan kumulus. Penyemain dilakukan dengan cara menebarkan
garam khusus yang halus ada awan kumulus. Awan yang mengandung garam akan lebih
banyak mengikat air. Apabila butiran – butiran air sudah tidak dapat lagi
ditampung oleh awan, terjadilah hujan.
Apa afek pemberian garam? Garam
akan terurai menjadi ion. Ketika ion masuk ke dalam kumpulan molekul maka ion
menghasilkan tarikan tambahan pada molekul. Dengan demikian, yang berperan
menyatukan molekul menjadi dua: energi Gibbs dan potensial yang dihasilkan
tarikan ion. Ini berakibat jari-jari kritis bagi terbentuknya droplet menjadi
lebih kecil. Proses ini sering disebut “ion-induced nucleation”. Dengan
demikian, hujan lebih mudah terjadi.
Namun, penggunaan garam akan
efektif kalau kandungan air di awan sudah mendekati titik jenuh. Kalau
kandungan air jauh di bawah titik jenuh, penggunaan garam kemungkinan tidak
akan menghasilkan hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasna & Sugeng. 2013. Hujan Sumber Kehidupan. Jakarta : Bestari Kids.