Selasa, 03 Desember 2019

KEBISINGAN


KEBISINGAN
Masalah kebisingan tidak hanya merupakan masalah di tempat kerja saja, teapi juga di sekitar kita seperti suara pesawat terbang, suara senapan, dll. Pengertian kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki yang sifatnya mengganngu dan menurunkan daya dengar seseorang (WHS, 1993).
Bagaimana telinga kitabisa mendengar? Telinga dibagi menjadi 3 bagian :
–BagianLuar
–bagianTengah
– Bagian Dalam
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf.
Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.
Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval.
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20.000 Hz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Suara yang sangat keras menyebabkan kerusakan pada sel rambut, karena sel rambut yang rusak tidak dapat tumbuh lagi maka bisa terjadi kerusakan sel rambut progresif dan berkurangnya pendengaran.
Jenis Kebisingan
  1. Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.
  2. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang
  3. Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll
  4. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara mesin tempa.
Aktivitas dari berbagai proyek pembangunan menghasilkan dampak yang berbeda-beda dari bermacam-macam sumber kebisingan dan dapat dibagi kedalam 4 (empat) tipe pembangunan yaitu (Men KLH, 1989):
  1. Tipe pembanguna pemukiman
  2. Tipe pembangunan gedung bukan untuk tempat tinggal tetap, misalnya perkantoran, gedung umum, hotel, rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya.
  3. Tipe pembangunan industri.
  4. Tipe pekerjaan umum, misalnya jalan, saluran induk air, selokan induk air, selekan dan lainnya.
Dampak kebisingan dapat pula kita bagi berdasarkan fase pembangunan proyek yaitu fase konstruksi dan fase operasi. Besarnya kebisingan yang ditimbulkan dari fase pembangunan fisik proyek (gedung atau industri) dapat dibagi lagi menjadi kebisingan yang disebabkan oleh :
  1. Pembersihan lahan
  2. Pengadilan
  3. Pondasi
  4. Menegakkan bangunan
  5. Penyelesaian akhir bangunan
  6. Catat sebelum pengukuran
Catat tanggal dan waktu pengukuran, lokasi, kondisi cuaca, nama-nama personil, tinggi mikrofon, lingkup pengukuran, konpensasi frekwensi dari meteran tingkat kebisingan, kecepatan pencatuan kertas dari perekam tingkat, model peralatn dan pabrik peralatan.
2. Pengaruh Angin
Waktu mengukur kebisingan di luar rumah, pasanglah layar pencegah angin pada mikrofon dari meteran tingkat kebisingan.
3. tempat pengukuran
Pilihan lokasi yang tidak di pengaruhi oleh suara yang tidak bergema atau yang terpengaruh oleh medan magnetik, getaran-getaran, atau suhu ekstrim atau kelembaban.
4. Periode Pengukuran
Pilih waktu yang kebisingan latar belakangnya stabil dan tidak ada sumber-sumber lainnya yang mempengaruhu pengukuran-pengukuran.
5. Mengatur Lingkup
Dapatkan ide tentang tingkat tekanan suara berbobot A sebelum pengukuran, kemudian stel skala penuh dengan kelonggaran tertentu yang bertanggung jawab atas waktu pengukuran penuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar